PENDAHULUAN
I.
LATAR BELAKANG
Penyuluhan
adalah kata yang sudah akrab di dunia pendidikan, baik pendidikan formal di
sekolah maupun pendidikan non-formal di masyarakat. Bagi penyuluh agama dalam
melakukan penyuluhan terkadang kurang memperhatiakan atau mencermati masalah
konsep dasar dalam penyuluhan. Baik dari segi penyusunan materi, jenis materi
yang akan disampaikan dan juga metode pendekatan yang digunakan dalam penyuluhan.
Bagi mereka yang penting melakukan penyuluhan, tanpa memandang terlebih dahulu
situasi maupun kondisi yang akan dijadikan sebagai objek penyuluhan. Dari
pemahaman seperti inilah yang terkadang memberikan hasil yang kurang maksimal
dalam penyuluhan. Maka dari itu kiranya sangat penting bagi seorang penyuluh
untuk memahami terlebih dahulu konsep dasar dalam melakukan penyuluhan baik
dari segi penyusunan, jenis-jenis materi maupun metode yang akan digunakan
dalam melakukan penyuluahan. Hal ini dimaksudkan agar dalam penyuluhan dapat
tersamapaikan secara tepat pada objek penyuluhan.
II. RUMUSAN MASALAH
1.
Bagaimana susunan materi penyuluhan dalam Islam?
2.
Apa jenis-jenis materi penyuluhan dalam Islam?
3.
Bagaimana pendekatan yang digunakan dalam penyuluhan Islam?
PEMBAHASAN
A. Susunan
Materi
Susnan materi secara garis besar
meliputi mukaddimah, uraian pokok bahasan, kesimpulan dan penutup. Apabila
penyusun akan mengembangkan dengan sistematika yang lain dapat diperkenankan
sepanjang hal-hal tersebut sudah dimasukkan.[1]
1. Mukaddimah
Mengemas konsep penyuluhan yang
didahului pola mukaddimah antara konsep ungkapan peristiwa penyuluhan berupa perkataan
dan tulisan memberikan perbedaan, dimana pada tulisan diungkapakan secara
keseluruhan sedangkan penyuluhan ungkapan perkataan tidak ditulis secara
keseluruhan, akan tetapi hanya pointersnya saja dan ditulis mana yang
diperlukan untuk membantu ingatan ketika melaksanakan penyuluhan.
Kemasan mukaddimah haruslah
mempunyai ruh dan daya tarik, agar memperoleh keberhasilan dalam ungkapan. Agar
mempunyai ruh dan daya tarik, dalam mukaddimah dapat dikemas dengan
mengemukakan :
a. Berupa
materi yang menimbulkan ketertarikan penerima untuk mengetahui penjelasan yang
disampaikan.
b. Pemateri
melontarkan atau memberikan pola ilustrasi yang merupakan ungkapan dari
permasalahan.
c. Pemateri
memberikan ungkapan kisah yang mengandung kebenaran dan hindari terhadap kisah
kontroversial pada kebenaran yang membawa pada kerusakan moral. Pengungkapan
kisah ini bermakna peringatan dan
kegembiraan guna menggugah penerima untuk memulai menggunakan pemikirannya.
d. Penyampaian
materi mengemukakan simbol peristiwa yang sifatnya masih aktual. Penerima
selalu bersifat haus terhadap informasi baru dan hindarkan terhadap informasi
yang sudah tidak dibutuhkan lagi oleh penerima.
e. Pemateri mengungkapkan
simbol, mengungkapkan simbol yang mengejutkan penerima simbol dan hindarkanlah
lelucon yang dibuat-buat, karen dapat melemahkan mukaddimah.[2]
f. Pemateri memberikan
rekapitulasi bahwa presentasi mukaddimah 10%-15% dari keseluruhan uraian.
2. Uraian Pokok
Pembahasan
Bobot uraian pokok pembahasan berupa
lambang-lambang yang diberikan haruslah merujuk pada disiplin keilmuan dan
disiplin teori dalam pengungkapannya agar memiliki kredibilitas, dan yang
demikian adalah sebagai berikut :[3]
a. Dengan menggunakan
pola pemikiran yang bersifat “induktif”, pada pemikiran ini hakikatnya , ialah
dengan pengoperan lambang-lambang berupa kata-kata atau tulisan , dari
makna-makna yang bersifat parsial (dapat dibagi-bagi) membawa kepada makna yang
bersifat tak dapat dibagi-bagi (universal) karena sifat yang diberikan.[4]
b. Penggunaan pola
pemikiran deduktif, yang merupakan kebalikan pola pemikiran induktif, yaitu
dari makna yang bersifat universal, membawanya kepada makna yang bersifat
parsial.
c. Menoperkan lambang berupa data atau fakta
berbentuk subyektif, yaitu teks maupun peristiwa yang dianggap sudah baku.
d. Mengoperkan lambang
data atau fakta bersifat obyektif, berupa teks atau peristiwa yang ada
hubungannya dengan uraian pokok pembahasan, pengoperan lambang objektif dengan
mengemukakan mana data yang mempunyai kekuatan dan mana yang mempunyai
kelemahan, dan peran sipengoper lambang hanyalah sebagai fasilitator dari
sipenerima lambang yang akan memberiakan penilaian pada berbagai data obyektif
yang dikemukakan si pengoper lambang.
e. Uraian pokok
bahasan-bahasan dengan memadukan antara data subyektif dengan data obyektif
diuraikan pada uraian pokok pembahasan yang konsisten denagn judul pembahasan
oleh pengoper lambang. Jumlah skala ukur uraian pokok pembahasan berskala ukur
70%-75% dari keseluruhan materi dan diganbarkan bahwa uraian pokok ini lebih
banyak skala ukurnya dari uraian mukaddimah.
3. Uraian
Kesimpulan dan Penutup
Berbagai ungkapan yang dimulai
dengan uraian mukaddimah hingga uraian pokok pembahasan telah dikemukakan si
pengoper lambang dan sebagai uraian terakhir dari suatu konsep naskah
penyuluhan, ialah uraian kesimpulan dan penutup sebagai tanda selesai
pembahasan judul yang disampaikan, dan pada uraian ini berskala ukur 10% - 20%
saja, tergantung dari uraian mukaddimah
dan uraian pokok pembahasan yang telah diberikan. Dan perlu diketahui
bahwa pada uraian kesimpulan dan penutup inilah, yang lebih direkomendasikan
sipenerima lambang daripada uraian mukaddimah dan uraian pokok pembahasan, dan
karenanya diharapkan agra sipengoper lambang dalam mengemukakan kesimpulan, dapat
memberikan rekapitulasi dari uraian sebelumnya atau ide-ide yang dikemukakan
dijelaskan dengan sejelas-jelasnya agar sipenerima dapat memahami dari
uraian-uraian sebelumnya.[5]
B. Jenis-jenis
Penyuluhan Dalam Islam
Materi dakwah dapat dibedakan menjadi dua
hal yaitu materi bidang agama dan materi bidang pembangunan.[6]
1.
Agama
a.
Aqidah Islamiyah meliputi :
1)
Percaya dengan rukun iman yang enam.
2)
Aspek keyakinan seorang muslim terhadap islam.
3)
Kewajiban seorang muslim menurut ajaran islam.
4)
Malaikat dengan segala permasalahannya.
5)
Kitabbullah dengan segala sesuatu yang berkaitan dengannya.
6)
Aspek keyakinan kepada Nabi/Rosul.
7)
Hari pembalasan sebagai janji Allah SWT.
8)
Tentang qadha dan qadar.
9)
Mizan (pertimbangan) pahal dan dosa manusia.
10)
Yakin dengan adanya surga dan neraka.
11)
Yakin dengan hari kiamat.
b.
Syari’ah meliputi :
1)
Hablumminallah.
2)
Hablumminannas.
3)
Beberapa pengertian ibadah.
4)
Ibadah yang khas dan yang ‘am.
5)
Pentinganya ibadah dalam kehidupan manusia.
6)
Nisbah ilmu dengan ibadah.
7)
Nisbah iman dengan ibadah.
8)
Ibdah sebagai bagian dari syari’ah.
9)
Sumber-sumber syari’ah.
10)
Klasifikasi dan pelaksanaan syari’ah.
11)
Kedudukan shalat, zakat, puasa dan haji dalam ajaran islam.
12)
Peranan zakat dalam mengatasi kemiskinan.
c.
Akhlak meliputi :
1)
Beberapa pemahaman tentang akhlak, ihsan, moral da etika.
2)
Akhlak dan etika (sebuah perbandingan).
3)
Nilai dan moral dalam islam.
4)
Beberapa pengaruh nilai dan norma terhadap tingkah laku manusia.
5)
Kriteri akhlah yang baik dan yang buruk.
2. Pembangunan
a.
Materi Penunjang
1)
Pancasila sebagai jiwa, kepribadian, pandangan hidup dan falsafah
negara.
2)
Penjabaran Pancasila dalam UUD 1945.
b.
Usaha perbaikan gizi keluarga menurut Islam
1)
Tujuan hidup (berisikan) arti kehidupan bagi manusia, cara
menjalani kehidupan yang lebih bermakna, masalah perkembangan gizi .
2)
Kewajiban memiliki kehidupan antara lain :
Pelestarian
kehidupan sebagai suatu kewajiban setiap individu, penyediaan sarana fisik.
3). Cara-cara pemeliharaan kehidupan antara lain :
Sunnatullah
dan hubungannya dengan pemeliharaan kehidupan manusia dan makhluk lainnya.
c.
Motivasi dan penyuluhan Imunisasi melalui jalur agama Islam
1)
Perhatian Islam terhadap kesehatan.
2)
Prinsip kesehatan dalam Islam.
3)
Tuntunan pemeliharaan kesehatan.
4)
Derajat kesehatan.
5)
Kesehatan ibu dan anak.
d.
Motivasi supaya kerja keras mencari rizki
1)
Hubungan agama Islam dengan ketenaga kerjaan.
2)
Hubungan agama Islam dengan perekonomian.
3)
Agama Islam dan Bank Islam ( Bank Syari’ah, Bank Muamallat).
4)
Agama Islam dan Koperasi, Asuransi dan lain-lain.
5)
Zakat dan Pajak.
e.
Agama Islam dan Kedokteran
1)
Hukum Kloning.
2)
Teknologi modern.
3)
Pembangunan berkelanjutan.
4)
Lingkungan hidup.
5)
Hak asasi manusia.
6)
Demokratisasi.
C. Pendekatan
Penyuluhan dalam Islam
1.
Pendekatan Normatif
Pendekatan formal sebagaimana dimaksud
dalam penjelasan diatas lebih berupa mengejawantahkan pesan-pesan agama sebagai
mana adanya terhadap masyarakat, jadi bisa dikatakan memasyarakatkan
nilai-nilai agama. Pendekatan ini cendrung mengabaikan nilai-nilai budaya lokal
yang sudah terlebih dahulu tumbuh dan berkembang dalam masyarakat lokal. Pendekatan
ini dilakukan untuk memperoleh kepastian hukum bahwa suatu komunitas masyarakat
telah masuk ke dalam sistem ajaran agama. Penerapannya, boleh jadi mendapatkan
berbagai tantangan, terutama ketika penerjemahan kondisi ideal tersebut
bertentangan dengan semangat lokal. Jika tidak disikapi dengan bijaksana, maka
yang terjadi kemudian bukanlah melahirkan prototipe masyarakat ideal yang
diharapkan melainkan kondisi masyarakat yang kehilangan identitas.
2.
Pendekatan Kultural
Pendekatan atau strategi kultural
menerapkan konsep universal agama. Maksudnya dalam sisi-sisi ajarannya yang
memiliki semangat modernitas dalam setiap dimensi waktu dan tempat, maka
berarti juga memiliki kesanggupan untuk berdialog dengan kultur lokal. Indonesia
merupakan Negara dengan wilayah yang kaya dengan budaya. Di satu sisi, mungkin
ini akan menjadi tantangan tersendiri untuk mengkomunikasikan esensi ajaran
agama. Di sisi lain, boleh jadi ini merupakan suatu kondisi yang positif untuk
menambah wawasan dan wacana keberagamaan yang penuh dengan semangat tasamuh dan
egaliter. Untuk mewujudkan pendekatan kultural ini, maka dibutuhkan perangkat
wawasan yang luas dan mendalam mengenai hakikat ajaran agama itu sendiri di
samping pemahamannya yang matang mengenai kultur lokal. Sehingga seorang
penyuluh memiliki kemampuan untuk mendialogkan esensi ajaran agama dengan
semangat kultur lokal. Tentu saja, keadaan ini bukanlah menjadikan adanya
sinkretisme ajaran, sebagaimana ditegaskan dalam semangat keberagamaan itu
sendiri dalam tataran keyakinan sudah tegas batasannya. Artinya kondisi-kondisi
kemasyarakatan dengan segala keadanya, diupayakan mencari rujukannya kepada
sumber otoritas ajaran agama, dengan demikian maka semangat jaman tidak
kehilangan relevansinya dengan semangat agama.[7]
PENUTUP
Kesimpulan
Penyuluhan adalah penyampaian pesan
mengenai prinsip-prinsip etika dan nilai dalam keberagamaan yang baik. Hasil
akhir dari penyuluhan yang ingin dicapai adalah tersampaikannya pesan secara
tepat pada obyek penyuluhan. Beberapa hal yang sering tidak diperhatikan dalam
penyuluhan ialah dalam mempersiapkan susunan materi, jenis-jenis materi
penyuluhan dan pendekatan yang digunakan dalam melakukan penyuluhan. Sehingga
hal ini yang tidak dapat memberikan hasil maksimal dalam penyuluhan. Oleh
karenya sudah semestinya seorang penyuluh terlebih dahulu memperhatikan ketiga
poin tersebut dalam konsep dasar penyuluhan, sehingga yang menjadi tujuan dari
penyuluhan dapat tersampaikan secara tepat dan maksimal.
[1] Herman
Bahdin.dkk. Pengembangan Materi Penyuhan Agama Islam . Departemen Agama
RI : Jakarta.2002.hlm 23
[2] Ibid 33
[3] Ibid 36-37
[4] Ibid 37
[6] Bambang Pranomo.Materi Bimbingan dan Penyuluhan Agama Islam.
Departemen Agama RI : Jakarta.2003.hlm 67-70
[7] http//Sumbar.kemenag.go.id/../qgdj13848394.02/04/2015.13:25
0 komentar:
Posting Komentar