Sabtu, 21 Maret 2015

MAKALAH-ANTROPOLOGI-CAKUPAN KAJIAN ANTROPOLOGI

               BAB I
PENDAHULUAN
A.       Pendahuluan
Antropologi sebagai salah satu cabang ilmu sosial mempunyai bidang kajian sendiri yang dapat dibedakan dengan ilmu sosial lainnya, seperti sosiologi, ilmu ekonomi, ilmu politik, kriminologi dan lain-lainnya. Antropologi juga dapat dikelompokkan ke dalam cabang ilmu humaniora karena kajiannya yang terfokus kepada manusia dan kebudayaannya. Sebagaimana sudah dijelaskan bahwa, secara umum dapat dikatakan antropologi merupakan ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman fisiknya, masyarakatnya, dan kebudayaannya. Seperti yang pernah diungkapkan Koentjaraningrat bahwa ruang lingkup dan dasar antropologi belum mencapai kemantapan dan bentuk umum yang seragam di semua pusat ilmiah di dunia.
Menurutnya, cara terbaik untuk mencapai pengertian akan hal itu adalah dengan mempelajari ilmu-ilmu yang menjadi pangkal dari antropologi, dan bagaimana garis besar proses perkembangan yang mengintegrasikan ilmu-ilmu pangkal tadi, serta mempelajari bagaimana penerapannya di beberapa negara yang berbeda. Konsentrasi Antropologi menurut Koentjaraningrat:
1.Sejarah terjadinya dan perkembangan manusia sebagai mahlu ksosial
2.Sejarah terjadinya aneka warna perbedaan ciri- ciri fisik manusia
3.Penyebaran dan perbedaan bahasa manusia
4.Perkembangan & penyebaran kebudayaan manusia
5.Dasar-dasar perbedaan budaya manusia



B.        Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pengertian antropologi?
2.      Bagaimana ruang lingkup antroplogi?
3.      Bagaimana kajian antropologi?
4.      Bagaimana konsep antropologi?

BAB II
PEMBAHASAN
1.         Pengertian antroplogi
Antroplogi berasal dari bahasa Yunani, yaitu anthropos yang berarti manusia, dan logos yang berarti ilmu. Antropologi mempelajari menusia sebagai makhluk biologis, sekaligus makhluk sosial. Ada beberapa pengertian mengenai antropologi, yaitu sebagai berikut:
a.       Antropologi merupakan salah satu cabang ilmu sosial yang mempelajari budaya masyarakat etnis tertentu, yang berawal dari ketertarikan orang-orang Eropa dengan melihat ciri-ciri fisik, adat istiadat, dan budaya yang berbeda yang dikenal Eropa.
b.      Antropologi lebih memusatkan pada penduduk sebagai masyarakat tunggal, yaitu kesatuan masyarakat yang tinggal di daerah yang sama. Antropologi hampir identik dengan sosiologi. Akan tetapi, sosiologi menitikneratkan pada masyarakat dan kehidupan sosialnya, sedangkan antropologi menitikberatkan pada unsure budaya, pola piker, dan pola kehidupannya.
c.       William A. Havilland (1998:6) mengatakan bahwa antropologi adalah studi mengenai umat manusia yang berusaha menyusun generalisasi yang bermanfaat tentang manusia dan perilakunya, serta untuk memperoleh pengertian yang lengkap tentang keragaman manusia.
d.      David Hunter (1979:9) mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang muncul dari keingintahuan yang tidak terbatas mengenai umat manusia.
e.       Koentjaraningrat mengatakan bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari umat manusia pada umummnya dengan mempelajari berbagai warna, bentuk fisik, masyarakat serta kebudayaan yang dihasilkan (Koentjaningrat, 1989:13).[1]
Dari semua pengertian tersebut, dapat dipahami bahwa antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan lainnya berbeda. Antroplogi mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia, pada masa dahulu hingga masa sekarang, sebagai fenomena yang terjadi di tengah kehidupan kultural masyarakat dewasa ini.
2.      Ruang lingkup antroplogi
Ilmu antropologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari makhluk anthropos atau manusia, merupakan suatu intergrasi dari beberapa ilmu yang masing-masing mempelajari suatu complex masalah-masalah khusus mengenai makhluk manusia. Proses intergarasi tadi merupakan suatu proses perkembangan panjang yang dimulai sejak kira-kira permulaan abad ke-19 yang lalu, dan berlangsung terus sampai sekarang ini juga. Integrasi itu mulai mencapai bentuk konkret setelah lebih dari enam puluh tokoh antropologi dari berbagai negara Ero-Amerika (termasuk ahli-ahli dari Uni Soviet) bertemu untuk mengadakan suatu Internasional Symposium on Anthropology dalam tahun 1951, guna mengadakan tinjauan menyeluruh dari segala kegiatan ilmiah yang pernah dicapai oleh ilmu antropologi sampai masa itu, yang menghasilkan diterbitkannya buku-buka seperti Anthropology Today yang diredaksi oleh A.L. Kroeber (1953), An Appraisal of Anthropology Today yang diredaksi oleh S. Tax at al. (1954), yearbook of Anthropology yang diredaksi oleh w.L. Thomas Jr. (1955), dan Current Anthropologyyang diredaksi oleh  W.L. Thomas Jr. (1956).
Walaupun demikian, hampir tiap negara yang menjalankan antroplogi telah menyesuaikan dengan ideology dan kebutuhannya sendiri-sendiri. Dengan demikian terdapat banyak macam ilmu antropologi di berbagai negara, yang masing-masing berbeda tidak hanya segi-segi terapan dari antropologi, akan tetapi juga mengenai segi-segi metodologi dan teorinya.
3.      Kajian antropologi
Antropologi menurut tradisi dibagi menjadi empat cabang: Antropologi Fisik dan ketiga cabang antropologi budaya: arkeologi, linguistic, etnologi.
1.      Antropologi Fisik
Ialah bagian dari antropologi yang memusatkan perhatiannnya kepada manusia sebagai organisme biologis, dan salah satu yang menjadi pusat perhatiannya ialah evolusi manusia.[2] Bidang lain dari antroplogi fisik ialah studi tentang variasi umat manusia. Meskipun kita semua adalah anggota dari satu jenis, secara menyolok atau tidak kita ini berbeda-beda. Kita tidak hanya berbeda dalam hal yang tampak, seperti warna kulit atau bentuk hidung kita, akan tetapi mengenai factor-faktor biokimia seperti golongan darah dan kepekaan terhadap penyakit tertentu.
Ahli antroplogi fisik modern menggunakan pengetahuan genetika dan biokimia untuk memperoleh pengertian yang lebih lengkap tentang variasi umat manusia dan cara orang menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang beragam.
2.         Antropologi Budaya
Ahli antropologi budaya mempelajari manusia berdasarkan kebudayaannya. Kebudayaan adalah peraturan-peraturan atau norma-norma yang berlaku didalam masyarakat, dan berhubungan dengan perilaku yang dipelajari turun-temurun dari generasi yang satu kepada generasi berikutnya. Yang membedakan antropologi budaya dari ilmu-ilmu lainnya ialah perhatiaannya terhadap masyarakat-masyarakat non barat. Titik berat yang oleh antropologi budaya diletakkan pada studi kebudayaan prasejarah atau kebudayan non barat yang lebih baru, sering membawa kesimpulan-kesimpulan yang membantah pendapat lama yang terbentuk melalui studi tentang masyarakat barat.[3]
Antropologi budaya dapat dibagi menjadi 3 cabang :
a.          Arkeologi
Adalah cabang antropologi budaya yang mempelajari benda-benda dengan maksud untuk menggambarkan dan menerangkan perilaku manusia. Sebagian besar perhatiannya dipusatkan pada masa lampau manusia, sebab apa yang tertinggal dari masa lampau itu sering hanya berupa benda dan bukan gagasan.[4]
b.         Linguistic
Adalah cabang antropologi budaya yang mengadakan studi tentang bahasa-bahasa manusia. Linguistic dapat berupa deskripsi sesuatu bahasa (cara membentuk kalimat atau mengubah kata kerja) atau sejarah bahasa-bahasa (cara bahasa-bahasa berkembang dan saling memengaruhi sepanjang waktu).[5]
c.          Etnologi
Adalah cabang antropologi budaya yang memusatkan perhatiannya kepada kebudayaan-kebudayaan jaman sekarang dan mengkhususkan diri kepada perilaku manusia sebagaimana yang dapat disaksikan, dialami,
dan didiskusikan dengan orang-orang yang kebudayaannya hendak dipahami.[6] Pendekatan tersebut ialah etnografi.
Jadi, diantara ilmu-ilmu social dan ilmu-ilmu alamiah, antropologi adalah unik karena bertujuan merumuskan penjelasan-penjelasan tentang perilaku manusia yang didasarkan pada studi atas semua aspek biologis manusia dan perilakunya disemua masyarakat, dan bukan hanya di masyarakat Eropa dan Amerika Utara saja. Dengan demikian ahli antropologi menaruh banyak perhatian atas studi bangsa-bangsa non barat.[7]
4.         Konsep - konsep  antropologi
a.          Kebudayaan atau culture
Dalam hal memberi definisi terhadap konsep kebudayaan, ilmu antropologi sering kali berbeda dengan berbagai ilmu lain. Juga apabila dibandingkan dengan arti biasanya diberikan konsep itu dalam bahasa sehari- hari, yang terbatas kepada hal –hal yang indah seperti candi, tarian, dan seni rupa.
b.         Akulturasi
Akulturasi atau acculturation atau culture contact, mempunyai berbagai arti diantara sarjana antropologi, tetapi semua sefaham bahwa konsep itu mengenai proses sosial yang timbul bila suatu kelompok manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan unsur- unsur dari suatu kebudayaan asing itu lambat laun diterima dan diolah dalam kebudayaan sendiri tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan itu sendiri.
c.       Asimilasi
Adalah proses sosial yang timbul bila ada golongan – golongan manusia dengan latar belakang budaya yang berbeda saling bergaul langsung secara intensif untuk waktu yang lama, sehingga kebudayaan – kebudayaan golongan – golongan tadi masing- masing berubah sifatnya yang khas, dan juga unsur- unsurnya masing – masing berubah wujudnya menjadi unsur – unsur kebudayaan campuran.
d.         Enkulturasi
Adalah proses dimana individu belajar untuk berperan serta dalam kebudayaan masyarakat sendiri. Proses itu dapat juga kita terjemahkan dengan suatu istilah Indonesia.
Dalam proses itu seorang individu mempelajari dan menyesuaikan alam fikiran serta sikapnya dengan adat – adat, sistem norma, dan peraturan – peraturan yang hidup dalam kebudayaannya.[8]
e.          Difusi kebudayaan
Adalah proses tersebarnya kebudayaan dari suatu daerah kebudayaan ke daerah kebudayaan lain.










BAB III
         PENUTUP
Kesimpulan
Antropologi adalah ilmu yang mempelajari manusia dari segi keragaman fisik serta kebudayaan (cara-cara berperilaku, tradisi-tradisi, dan nilai-nilai) yang dihasilkan, sehingga setiap manusia satu dengan lainnya berbeda. Antroplogi mempelajari seluk-beluk yang terjadi dalam kehidupan manusia, pada masa dahulu hingga masa sekarang, sebagai fenomena yang terjadi di tengah kehidupan kultural masyarakat dewasa ini.
Ilmu antropologi sebagai suatu ilmu yang mempelajari makhluk anthropos atau manusia, merupakan suatu intergrasi dari beberapa ilmu yang masing-masing mempelajari suatu complex masalah-masalah khusus mengenai makhluk manusia. Proses intergarasi tadi merupakan suatu proses perkembangan panjang yang dimulai sejak kira-kira permulaan abad ke-19 yang lalu, dan berlangsung terus sampai sekarang ini juga.









                                    DAFTAR PUSTAKA
Arifin,Tajul, Pengantar Antropologi, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2012
A.Havilland ,William, Soekadijo ,R.G.,Jilid 1 Antropologi , (Surakarta: Penerbit Erlangga,1999)
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, PT RINEKA CIPTA, Jakarta : 2002





[1]Tajul Arifin, Pengantar Antropologi, CV. Pustaka Setia, Bandung, 2012, hal.13-14
[2] William A.Havilland, R.G. Soekadijo,Jilid 1 Antropologi , (Surakarta: Penerbit Erlangga,1999), hlm.12.
[3] Ibid,hlm.13.
[4] Ibid,hlm.14.
[5] Ibid,hlm.15.
[6] Ibid,hlm.17.
[7] Ibid,hlm.30.
[8]Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, PT RINEKA CIPTA, Jakarta : 2002,hlm 227-233

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Copyright © Komunikasi & Penyiaran Islam (KPI-C '14) | Powered by Blogger

Design by Anders Noren | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com | BTheme.net      Up ↑